Sunday, May 11, 2008

BBM untuk kaum pertengahan?



harga bbm mau naik-lagi-. yang pastinya bakal memberi dampak yang besar bagi masyarakat. bahkan sebelum 'the day'. pedagang berlomba2 untuk naikin harga dagangan. guru2 pada bingung gajinya bakal dinaikin apa nggak, dan saya, resah apa uang sakunya bakal naik juga. hehe. ahli2 ekonomi pun banyak angkat bicara. ga tau concern ama beban rakyat ini atokah mau nebeng populer. yang pasti, segala sesuatunya memiliki sebab dan akibat. apakah itu?

detik finace,10/15/2008. bulan april lalu pemerintah memperkirakan subsidi bbm untuk tahun in hanya 250 triliun. namun dengan naiknya harga minyak dunia, jadi membengkak menjadi 300 triliun. indonesia pun menjadi negara pensubsidi bbm terbesar didunia.

ceuk pengamat ekonomi faisal basri, "subsidi bbm kebanyakan dinikmati orang kaya. perbandingannya 10% orang kaya menikmati 45% subsidi, sementara 10% orang miskin menikmati kurang dari 1% subsidi." lalu, bagaimana dengan kaum pertengahan? punya gaji, bisa makan, cukup tidur, ada motor walopun ngadat-an, bisa beli baju walopun obralan, dan ga punya sisa gaji untuk kebutuhan mendadak.. hmm, mungkin kaum ini menikmati 54% sisanya.

bapak wapres kita pun dengan mata berbinar2 meyakinkan kita bahwa langkah ini (baca;naikin harga bbm)sudah tepat, "ini sistem robin hood dipakai. ambil dari yang kaya, untuk yang miskin. masak mau naik merci, volvo bayar yang murah. yang mahal doong.." dan bertepuk tangan lah para hadirin...
lalu sekali lagi, bagaimana dengan kaum pertengahan? mugkin pengusaha sekelas pak wapres ini pastinya bisa mensiasati kegiatan produksi dan usahanya dengan baik-karna dialah produsennya-. bagaimana dengan para konsumen? alias masyarakat, yang belum bisa produksi apa2 sendiri karna tak punya modal , yang masih kerja ama orang (baca;buruh) di bawah gaji UMR, yang masih naik angkutan umum tiap hari, yang anaknya masih minum susu, yang perutnya masih bisa laper,dan banyak yang, yang, yanglain..

mungkin banyak yang khawatir dengan nasib kaum miskin. tapi banyakkah yang khawatir denagn kaum yang 'rentan' miskin. ato bisa jadi calon miskin karna PHKsindrom bakal marak lagi setelah kenaikan BBM.

ada baiknya, pun kalau BBM harus bener2 naik, subsidi nggak cuma di peruntukkan bagi orang2 miskin. tapi juga kaum pertengahan. bukan! bukan BLT. karna BLT sama aja menghalalkan kemiskinan dan ketidakberdayaan. tetapi ke arah pendidikan dan peningkatan fasilitas umum. seperti kesehatan dan transportasi umum. supaya apa yang pak wapres bilang, "dari yang kaya untuk yang miskin", benar2 terjadi.
wallahu a'lam

No comments: